Capoeira telah lahir dari perjuangan orang-orang terjajah yang berjuang demi kebebasan.Inklusi adalah bagian paling inti dari capoeira sebab ia berasal dari kelompok orang-orang yang tersisihkan secara sosial. Sepanjang sejarahnya, capoeira selalu diasosiasikan dengan orang-orang yang terpinggirkan atau siapa saja yang berjuang untuk identitas, hak dan nilai-nilai budaya mereka.Untuk itu, capoeira memiliki potensi inklusi yang sangat besar. Laki-laki dan perempuan dari berbagai asal usul, usia, kepercayaan, profesi, dan budaya disatukan dalam roda capoeira. Mereka adalah warga dunia yang berjuang untuk meningkatkan kualitas hidup dan menegakkan keadilan sosial.

- Gladson de Oliveira Silva Vinicius Heine, Capoeira and Social Inclusion (18 Maret 2009)
Grupo Joglo

Sebagai sebuah kelompok, Grupo Joglo tidak bisa dikatakan sebagai sebuah grup capoeira yang sebenarnya, sebab, bagaimanapun grup ini tidak memiliki referensi atau tidak memiliki hubungan sama sekali dengan salah satu grup capoeira di Brazil yang merupakan negara asalnya. Grupo Joglo lebih tepat dilihat sebagai kelompok orang-orang yang mendedikasikan waktu, tenaga dan pikiran mempelajari capoeira secara otodidak dari berbagai macam sumber. Sederhananya, kelompok ini adalah kelompok belajar dan penggemar capoeira.
Nama Grupo Joglo tidak berkaitan secara langsung dengan elemen atau filosofi capoeira, hanya kata “grupo” diambil dari bahasa portugis yang berarti kelompok. Joglo sendiri adalah salah satu jenis rumah tradisional Jawa. Ide menggunakan kata joglo muncul dari lokasi tempat berlatih yang terletak di depan rumah panggung Nitiprayan. Kata joglo ini juga bisa diartikan secara simbolis sebagai suatu tempat berkumpul, berlatih dan menjalin hubungan persaudaraan.
Grupo Joglo berdiri pada tanggal 1 Oktober 2004 di Nitiprayan Yogyakarta. Berawal dari keisengan Burhan, seorang penggemar capoeira melakukan latihan akrobatik sederhana di sebuah tanah lapang, kelompok ini lahir untuk mewadahi sekelompok remaja yang sangat antusias untuk mempelajari capoeira. Dalam kurun waktu dua minggu setelah resmi berdiri, jumlah anggota terhitung hingga 35 orang yang sebagiannya adalah anak-anak berusia tujuh sampai dua belas tahun. kemunculan Grupo Joglo tak dapat dilepaskan dari 2 hal yaitu, pertama, dorongan anggota sebuah band lokal yang bernama "Kornchong Chaos". Personil-personil band inilah yang pertama kali meminta Burhan untuk melakukan latihan rutin di samping rumah kontrakan mereka.
kedua, Burhan pernah berlatih selama 8 bulan pada tahun 2001 hingga pertengahan 2002 di sebuah klub capoeira pertama di Jogja (mungkin di Indonesia juga),"Capoeira Jogja Club".
Materi-materi gerak di Grupo Joglo sebagian besar berasal dari video-video hasil download dari internet, dan selebihnya berasal dari video game (Tekken), pertemuan singkat dengan praktisi-praktisi capoeira dari luar negeri serta workshop-workshop yang di selenggarakan oleh sebuah kelompok capoeira yang telah mapan yang merupakan transformasi dari Capoeira Jogja Club, “Grupo Brincadeira” (sekarang Grupo Senzala Indonesia). Sebagai sebuah kelompok yang aktif mempelajari capoeira, Grupo Joglo mengkiblatkan diri mempelajari gaya bermain capoeira ala Cordão de Ouro.
Pada tanggal 31 Mei 2008 atas kesamaan kiblat dan orientasi, bersama Fraternidade Capoeira das Ruas (Jakarta), Capoeira de Soerabaya (Surabaya), dan Treimento Capoeira (Bogor), Grupo Joglo resmi menjadi Capoeira Vadiar Indonesia di bawah naungan contra-mestre Papa Leguas. Capoeira Vadiar Indonesia adalah sebuah grup yang diharapkan nantinya akan menjadi cabang dari Grupo Cordão de Ouro di Indonesia.
Capoeira Sebagai Transformasi dari Tari N'golo

(salah satu perspektif tentang asal usul capoeira)

Ada banyak klaim berkenaan dengan asal usul capoeira. Setiap orang setuju bahwa kehadiran capoeira di Brazil berhubungan secara langsung dengan dibawanya budak-budak Afrika ke Brazil. Namun dalam bentuk apa ia datang dan bagaimana ia berevolusi menjadi subyek dari banyak perdebatan dan spekulasi. Ada beberapa dokumen sejarah yang mendukung sebuah premis. Dalam sebuah surat lama yang ditulis oleh Albano de Neves e Souza disebutkan bahwa “N'golo adalah capoeira “. Albano menulis bahwa N'golo merupakan sebuah tarian zebra yang akrobatis yang dilakukan oleh pria-pria muda dari suku Mocupe di Angola. Tarian ini dilakukan selama perayaan efundula yaitu sebuah perayaan untuk gadis-gadis yang telah siap menikah dan melahirkan anak. N'golo memiliki sebuah aspek kompetitif dimana seseorang yang terpilih sebagai penari terbaik boleh memilh seorang calon istri tanpa harus membayar mas kawin.
Berdasarkan teori N'golo, bahwa di pelabuhan Benguela dan juga di Brazil, tarian ini dikembangkan menjadi sebuah gaya perkelahian dengan kaki yang digunakan oleh para bandit maupun budak-budak untuk bertahan dan menyerang. Mestre Vincente Pastinha menyatakan bahwa gurunya sendiri, seorang pria yang berasal dari Angola bernama Benedito, mengatakan kepadanya bahwa capoeira berasal dari tari N'golo. Namun bagaimanapun ada banyak teori tentang asal usul capoeira.
Selamat Datang




Silek - Seni Beladiri Minangkabau
http://www.youtube.com/watch?v=Z6jDJ1bCHWk

Silek adalah nama Minangkabau buat seni beladiri yang ditempat lain dikenal dengan Silat. Sistem matrilineal yang dianut membuat anak laki-laki setelah akil balik harus tinggal di surau dan silat adalah salah satu dasar pendidikan penting yang harus dipelajari oleh anak laki-laki disamping pendidikan agama islam. Silek merupakan unsur penting dalam tradisi dan adat masyarakat Minangkabau yang merupakan ekspersi etnis Minang.

Silek sudah merasuk dalam setiap kehidupan sehari-hari dan muncul sebagai unsur penting dalam cerita rakyat, legenda, pepatah dan tradisi lisan di Minangkabau. Ada banyak jenis aliran beladiri silek di Sumatera Barat dan dapat dikatagorikan dalam sebelas aliran silek yang berhasil didata antara lain: Silek Kumanggo, Silek Lintau, Silek Tuo , Silek Sitaralak , Silek Harimau, Silek Pauh, Silek Sungai Patai, Silek Luncua, Silek Gulo Gulo Tareh, Silek Baru , Silek Ulu Ambek.
Menurut Hiltrud Cordes hanya sepuluh pertama saja yang dapat digolongkan sebagai aliran beladiri silek tetapi silek Ulu Ambek banyak terdapat pada pesisir Pariaman.
Jenis beladiri silek diatas ditemukan dibanyak tempat di Sumatera Barat meskipun banyak jenis lain yang lebih lokal bahkan ada yang hanya terdapat dalam suatu kampung saja dan untuk yang terakhir ini lebih tepat rasanya untuk disebut perguruan silek daripada aliran yang sebagian besar menamakan aliran sileknya dengan nama kampung asal aliran silek itu berasal dan tidak mengasosiasikan diri mereka dengan salah satu aliran diatas, malah beberapa menamakan diri dengan nama yang unik seperti Harimau Lalok, Gajah Badorong, Kuciang Bagaluik atau Puti Mandi.

Metoda Latihan Silek

Silek biasanya dilakukan ditempat yang disebut sasaran, sebuah tempat terbuka atau kosong dan luas yang dekat dengan rumah guru silek. Latihan beladiri silek dilaksanakan pada saat menjelang malam setelah sholat magrib dan berlangsung selama 2-3 jam meskipun kadang sampai tengah malam. Latihan beladiri silek juga dilakukan dengan pencahayaan seadanya seperti cahaya bulan, obor atau lampu minyak tanah. Hal ini dilakukan untuk melatih ketajaman penglihatan dan juga sebagai latihan intuisi. Kadang-kadang latihan silek ini juga dihadiri oleh penghulu desa dan diiringi oleh nyanyian, talempong ataupun saluang. Pakaian silek adalah galembong (celana hitam), taluak balango dan destar.

Latihan beladiri silek tidak dilakukan pemanasan seperti aliran beladiri di asia pada umumnya. Dua orang dengan ukuran fisik dan kemampuan tehnik yang sama bermain silek dalam sasaran dengan pengawasan yang ketat dari sang guru dan disaksikan oleh murid-murid yang lain. Permainan silek (demikian sebutan untuk sesi latihan) berlangsung setelah peserta memberi hormat pada guru dan kemudian pada lawan mainnya, setelah permainan usai penghormatan berlangsung sebaliknya. Suasana latihan biasanya santai dan jauh dari kesan formal dimana latihan fisik yang keras bukan prioritas tertinggi.

Waktu rata-rata yang diperlukan untuk menamatkan pendidikan dasar silek adalah 6-8 bulan dan untuk memiliki dasar silek yang baik seorang murid harus belajar secara teratur selama 2-3 tahun. Sedangkan untuk dapat menjadi master atau pendekar dalam beladiri silek diperlukan latihan selama 15 tahun.

Dalam latihan beladiri silek, murid berbaris ataupun membentuk lingkaran dan meniru gerakan dari guru ataupun murid senior. Guru biasanya memberi aba-aba dengan suara atau tepukan tangan untuk menandakan perubahan gerakan yang disebut tapuak. Setelah cukup mahir dengan tehnik dasar, murid disarankan untuk berlatih dengan murid lain yang berbeda ukuran fisik hingga mampu beradaptasi dengan berbagai postur, gerakan dan tingkatan tehnik.
Strategi dasar dari silek ini adalah garak-garik yang dapat diartikan sebagai aksi dan reaksi yang seimbang. Garak-garik dapat dianalogikan seperti permainan catur dimana masing-masing memiliki beberapa pilihan jurus dan harus memilih jurus yang paling efektif untuk dilaksanakan. Masing-masing harus mengantisipasi semua kemungkinan gerakan dari lawan dan mampu memanipulasi lawan untuk mengambil langkah sehingga lawan memiliki lebih sedikit pilihan jurus dan pada akhirnya tidak memiliki jurus lagi untuk dilancarkan. Tetapi tidak seperti catur, dalam beladiri silek waktu adalah hal yang penting, setiap langkah dan jurus harus dilancarkan secara cepat, tepat dan penuh kejutan sehingga lawan gagal mengantisipasinya. Semakin ahli para pemain semakin lama permainan ini berakhir.

Apabila seorang murid telah cukup mahir dalam tehnik maupun fisik serta mampu mendapat kepercayaan dari sang guru maka ia akan mendapat latihan pribadi khusus dari sang guru. Dalam proses mengajarkan pengetahuan khusus ini, murid disumpah untuk menggunakan ilmu beladiri ini untuk kebaikan.

Latihan tingkat lanjut lain berupa mengirim murid kedalam hutan untuk meditasi, menaklukkan rasa takut dan bertahan hidup selama beberapa hari dihutan. Latihan yang kurang berbahaya adalah dengan mengirim murid untuk latih tanding dengan perguruan silat lain.

Aspek Seni dari Silek

Beberapa karakter dari silek membuatnya dapat dilaksanakan seperti tarian karena itu silek sering diiringi oleh musik dan lagu dimana para pemain musik mencocokkan irama musik dengan gerakan para pendekar silek.
Sebuah karakter unik dari silek adalah barisan melingkar (galombang) yang dipakai saat latihan pada beberapa aliran silek. Setiap peserta latihan melaksanakan gerakan secara simultan sehingga memberikan kesan seperti tarian. Maka tidaklah mengherankan bila seni beladiri silek merupakan asal dari banyak seni tari dan seni teater di Minangkabau seperti randai, tari ratak, tari persembahan dan tari tanduk (tari tanduak)


Finlandia, Mestre Cobra Mansa dan FICA-Helsinki
Oleh Burhan Galo

Jauh hari sebelum kami sekeluarga pindah ke Finlandia, ketika saya sedang mencari video-video terbaru Cordão de Ouro di Youtube.com, saya menemukan sebuah video yang sangat menarik perhatian saya. Video itu adalah video permainan antara mestre Poncianinho dengan mestre Cobra Mansa. Saya telah sering melihat video-video mestre Poncianinho sebelumnya, namum kali ini ada sesuatu yang berbeda, ia bermain dengan seorang mestre yang memiliki gaya permainan yang sangat khas dan eksotis. Saya sempat berfikir bahwa mestre itu adalah seorang mestre dari Cordão de Ouro. Kemudian karena di judul video itu di tuliskan nama mestre Cobra Mansa, saya lalu mencari video-videonya yang lain dan info-info tentang beliau. Saya menjadi tahu bahwa Mestre Cobra Mansa adalah seorang master capoeira angola dari grup FICA (fundacão internacional de capoeira angola).


Setelah melihat beberapa rekaman video mestre Cobra Mansa, saya menjadi lebih sering mencari video-video capoeira angola yang lain. Dari situ Saya menjadi sadar bahwa capoeira angola tidak seperti apa yang selalu saya bayangkan ketika itu. Sebelumnya saya selalu beranggapan bahwa capoeira angola harus dimainkan dalam tempo lambat, tidak menggunakan gerakan-gerakan akrobatis dan nyanyiannya tak bersemangat. Namun faktanya capoeira angola bisa dimainkan dengan cepat mengikuti situasi dan energi di dalam roda, penuh kejutan, teatrikal, komedi, penuh tipuan, ekspresif dan kadang-kadang sangat akrobatis.

Pada Bulan Juli tahun 2007 sehubugan dengan kehamilan istri dan keinginan untuk melahirkan anak di tanah airnya, kami pindah ke Finlandia. Beberapa bulan sebelum itu, saya mencari-cari info di internet tentang grup Cordão de Ouro di negara itu, namun saya tidak menemukan sama sekali tanda-tanda keberadaan grup itu di sana. Akhirnya saya memutuskan untuk mencari keberadaan kelompok capoeira angola. Saya menemukan sebuah situs dari sebuah kelompok capoeira angola di Helsinki yang hanya memuat gambaran singkat tentang grup mereka dan sebuah contact person. Grup itu bernama “Grupo de Capoeira Angola Helsinki” atau disingkat GCAH. Kemudian saya menulis sebuah pesan menanyakan syarat-syarat untuk berlatih dan menjadi anggota di grup itu.

Di Finlandia, pada awalnya saya tidak langsung mendatangi GCAH, saya hanya mengunjungi roda-roda jalanan yang digelar oleh 3 grup capoeira regional/kontemporanea di tempat yang berbeda-beda selama musim panas . Di salah satu roda, saya melihat seorang pria berambut gimbal panjang mengenakan kostum kuning hitam sedang bermain capoeira dengan gaya yang sudah mulai akrab di benak saya. Di momen itu saya menjadi teringat dengan mestre Cobra Mansa yang sering saya lihat di Youtube.com. Selepas roda, saya memberanikan diri menyapa orang itu, namanya Tapani Suihkonen dan ternyata ia adalah pelatih dan ketua GCAH, sebuah grup capoeira angola yang pernah saya kirimi pesan beberapa bulan sebelumnya. Sebuah kebetulan yang sempurna! Akhirnya saya memutuskan untuk bergabung dengan GCAH pada bulan Agustus 2007.

Pada bulan Mei 2008, selepas pertemuan tahunan FICA di Montpellier Prancis, di Orleans (juga di Prancis), oleh sebuah grup capoeira angola lokal (N'angola Capoeira) yang bekerjasama dengan organisasi pemuda Uni Eropa di gelar sebuah even budaya dan workshop capoeira angola bersama mestre Cobra Mansa dan mestre Valmir. Untuk acara itu mereka mengundang perwakilan dari beberapa grup capoeira angola di sekitar Eropa yang di antaranya adalah Grupo Capoeira Angola Stockholm (Swedia), Irmãos Guerreiros (Austria), Grupo de Capoeira Angola Helsinki (Finlandia), FICA Paris dan FICA Montpellier.

Sebagai seorang yang baru menjadi anggota di Grupo de Capoeira Angola Helsinki, saya sangat bersyukur ketika diajak untuk mewakili grup ini di even yang berlangsung di Orleans tersebut. Di even itu untuk pertama kalinya saya bertemu mestre Cobra Mansa secara langsung, sosok yang tadinya hanya dapat dilihat di layar monitor, sekarang ada di depan mata dan saya berinteraksi langsung dengan beliau. Bukan main senangnya, terutama ketika saya mendapat kesempatan jogo dengan beliau. Sebuah momen bersejarah bagi saya!


Di even capoeira angola yang berlangsung di Orleans itu juga telah menjadi sebuah langkah awal perubahan status dua grup capoeira angola dari Skandinavia. Grupo de Capoeira Angola Helsinki (Finlandia) dan Grupo Capoeira Angola Stockholm (Swedia), kedua grup ini telah memiliki hubungan kerjasama dengan grup FICA selama beberapa tahun dan kemudian menjadi bagian dari grup FICA selepas even di Orleans. Grupo de Capoeira Angola Helsinki resmi menjadi FICA-Helsinki pada bulan Oktober 2008 bersamaan dengan kunjungan mestre Valmir ke Finlandia pada waktu itu.

Video Roda di FICA-Helsinki

(Burhan Galo & Janne)